Yogyakarta, ekispedia.id – Salah satu sektor yang sangat menjanjikan di dunia adalah ekonomi syariah, terutama di negara-negara dengan mayoritas penduduknya beragama islam. Sebagai negara dengan mayoritas muslim terbesar di dunia, Indonesia belum sepenuhnya mengutamakan ekonomi syariah sebagai arus utama di negara ini. Meskipun pasarnya yang sangat besar dan potensi sumber daya yang melimpah, memungkinkan ekonomi syariah sebagai arus utama dalam perekonomian. Namun, nyatanya ekonomi syariah di Indonesia masih tertinggal, dibandingkan dengan negara-negara muslim lain seperti Malaysia dan Arab Saudi.
Berdasarkan laporan State of the Global Islamic Economy (SGIE) 2024/2025, menunjukkan bahwa Indonesia tetap berada di urutan ketiga, posisi yang telah ditempati selama tiga tahun terakhir, sementara Malaysia menduduki posisi pertama. Hal ini menunjukkan bahwa, dibandingkan dengan negara-negara muslim lainnyam Indonesia masih mengembangkan ekonomi syariah, meskipun memiliki populasi yang besar.
Dalam kemampuan ekonomi islam di seluruh dunia, Indonesia unggul dalam sektor fashion muslim dan pariwisata hahal, namun masih kalah jauh di sektor keuangan syariah dan makanan halal, sektor tersebut merupakan dua pilar utama ekonomi Islam global.
Menurut Direktur Utama Bank Syariah Indonesia (BSI), penetrasi bank di Indonesia baru mencapai sekitar 8% dari total pa ngsa perbankan nasional, jauh dibawah Malaysia yang hampir mencapai 30%, di mana bank syariah telah menjadi bagian itegral dari sistem keuangan mereka. Kondisi ini menjadi tantangan besar bagi Indonesia untuk memaksimalkan potensi ekonomi syariah yang dimilikinya dan menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat Indonesia masih lebih memilih layanan keuangan konvensional yang lebih dikenal dan memiliki jaringan luas, sehingga produk dan layanan syariah belum mampu menembus pasar secara masif.
Sekalipun ada kebijakan yang sudah di terapkan, seperti Komite Nasional dan Keuangan Syariah (KNEKS) dan masterplan industri halal, namun masih banyak tantangan yang menghambat kemajuan ekonomi syariah di masyarakat. Tantangan utama yang dihadapi oleh ekonomi syariah di Indonesia meliputi rendahnya literasi ekonomi syariah di masyrakat, inovasi produk yang terbatas, ketergantungan pada bahan baku halal impor, serta aturan yang sepenuhnya belum mendukung pertumbuhanan ekosistem syariah secara menyuluruh.
Faktor utama yang menyebabkan penetrasi produk syariah masih terbatas adalah kurangnya pengetahuan masyarakat tentang ekonomi syariah. Banyak orang tidak memahami dengan baik tentang prinsip-prinsip ekonomi syariah dan keuntungan yang dapat diperoleh individu yang menggunakan produk keuangan syariah. Masyarakat masih ragu dan tidak mau beralih ke sistem ekonomi syariah, Karena kurangnya edukasi dan sosialisasi yang efektif. Hal ini, disebabkan oleh fakta bahwa produk keuangan syariah yang tersedia saat ini sangat terbatas.
Ekonomi syariah sulit bersaing dengan sistem konvensional yang lebih fleksibel dan beragam, karena produk yang tersedia terbatas dan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pasar yang semakin berubah. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah dan lembaga keuangan harus beupaya untuk memberikan edukasi yang memadai kepada masyarkat mengenai keuntungan dan keunggulan ekonomi syariah.
Regulasi yang tumpang tindih, birokrasi yang rumit, dan kurangnya kolaborasi antara pemangku kepentingan merupakan penghalang utama lainnya untuk kemajuan ekonomi syariah secara keseluruhan. Selain itu, karena standar sertifikasi halal belum sepenuhnya diterapkan, kualitas produk halal menjadi tantangan untuk menjaga kualitas produk halal dan meningkatkan kepercayaan konsumen di dalam maupun diluar negeri. Untuk pertumbuhan ekonomi syariah yang menyeluruh dan berkelanjutan, harmonisasi regulasi dan peningkatan lintas sektor sangat.
Selain itu, ketergantungan pada bahan makanan halal yang berasal dari negara lain. Data menunjukkan bahwa indonesia masih termasuk di antara negara-negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) yang mengimpor bahan baku halal. Karena ketergantungan ini, rantai pasokan dan lingkungan industri halal domestik melemah, sehingga berimbas ke daya saing produk halal Indonesia di pasar global. Kondisi ini tidak hanya menghambat pertumbuhan industri halal di dalam negeri, tetapi juga mengurangi jumlah uang yang dapat dikeluarkan dari produk halal Indonesia. Dengan menguasai rantai nilai halal secara keseluruhan, peningkatan halal di dalam negeri harus menjadi hal yang paling penting.
Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi syariah, Kolaborasi antara sektor publik dan swasta juga sangat penting. Pemerintah harus bekerja sama dengan pelaku usaha, lembaga keuangan, dan lembaga penelitian untuk membangun lingkungan yang mendukung ekonomi syaraiah, dan memungkinkan pembuatan bahan baku halal lokal yang berkualitas tinggi serta berkelanjutan.
Pengembangan sumber daya manusia yang kompeten di bidang ekonomi syariah dan industri halal juga sangat penting agar Indonesia mampu mengelola dan mengembangkan sektor ini secara profesional dan inovatif. Indonesia juga harus menghadapi tantangan ekonomi syariah dari negara-negara maju di era globalisasi. Oleh karena itu, Indonesia harus belajar dari pengalaman negara lain dan menerapkan metode terbaik yang telah terbukti efektif dalam mengembangkan ekonomi syariah.
Sangat penting untuk mengningkatkan literasi dan edukasi tentang keuangan syariah untuk menghadapi berbagai tantangan tersebut. Program edukasi yang berkelanjutan dan masif diperlukan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang prinsip-prinsip dan keuntungan ekonomi syariah. Pengembangan produk dan layanan inovatif berbasih teknologi digital seperti fintech syariah, dapat mrmbantu memperluas akses dan meningkatkan inklusi keuangan syariah. Teknologi digital terutama bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk masuk kepasar yang lebih luas, serta yang selama ini sulit dijangkau oleh layanan keuangan konvensional. Inovasi dalam produk keuangan syariah seperti crowdfunding syariah, serta pembayaran digital berbasis prinsip syariah, dapat membuka peluang untuk pertumbuhan ekonomi syariah yang lebih inklusif dan efesien.
Meskipun Indonesia memiliki peluang besar untuk mengembangkan ekonomi syariah, masih ada banyak tantangan yang harus diatasi sebelum sektor ini dapat menjadi arus utama, dengan memaksimalkan potensi ekonomi syariah, meningkatkan kesadaran masyarakat, serta dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional secara maksimal. Untuk mencapai semua tujuan ini, kerjasama antara sektor publik dan swasta juga akan sangat penting. Transformasi ekonomi syariah Indonesia menjadi pemimpin dalam ekonomi syariah dimasa depan akan didorong oleh inovasi baru, regulasi yang kuat, dan literasi yang tinggi.